STOP FITNAH MICIN : Fakta Micin Yang Sesungguhnya


Sebagian besar masyarakat Indonesia percaya bahwa penyebab rusaknya generasi bangsa, salah satunya adalah gara-gara benda yang bernama micin. Istilah-istilah seperti generasi micin pun sering ditujukan untuk anak-anak muda yang berkelakunan kurang baik di masyarakat. Namun apakah kebenaran dari opini masyarakat tersebut adalah fakta atau hanya mitos belaka. 
Dalam tulisan kali ini penulis akan mencoba membuktikan apakah hal tersebut adalah fakta atau hanya karangan dari orang-orang tertentu karena saingan perdagangan, oke sebelum membahas lebih dalam lagi, silahkan tinggalkan komen yang berisi saran dan kritik untuk sama-sama membangun blog baru ini.

SEJARAH DITEMUKANNYA MICIN

Prof. Kikenae Ikeda
Penemu dari micin atau MSG adalah prof. Kikunae Ikeda, seorang guru besar dari Universitas kerajaan Tokyo, Jepang. Prof. Ikeda tertarik untuk menemukan rasa baru selain rasa pahit, manis, asam, dan asin,. Nah prof. Ikeda pun akhirnya menemukan rasa gurih yang memang rasa ini terdapat pada asparagus, tomat, dan daging.

penelitian prof. Ikeda dimulai pada tahun 1907 dimana ia membuat kaldu dari kombu (semacam ganggang laut yang dikeringkan) dalam jumlah besar dan Ia berhasil mengekstrak kaldu tersebut menjadi kristal-kristal putih. Nah, kristal-kristal tersebut terdiri dari molekul-molekul glutamin turunan dari senyawa glutamat dan menjadi bahan dasar MSG, senyawa itulah yang menimbulkan rasa gurih di lidah. Prof. Ikeda menyebut rasa ini dengan sebutan ''umami''. Dan akhirnya MSG ini dugunakan oleh Prof. Ikeda menjadi salah satu bumbu memasak, karna memang MSG ini sangat ideal untuk dijadikan bumbu masakan karna rasanya yang sangat kuat namun tidak berbau. Dan dari situ prof. Ikeda menciptakan Ajinomoto untuk di pasarkan ke masyarakat luas.

AWAL MULA MSG DIANGGAP BERBAHAYA

Awal mula rusaknya reputasi MSG adalah pada tahun 1968 dimana saat itu ada seseorang yang bernama Dr. Ho Man Kwok yang mengaku selalu sakit dibagian leher belakang sampai lengan dan punggungnya setelah makan dari restaurant China, dan Dr. Kwok menyalahkan MSG yang selalu di gunakan untuk memasak di restaurant tersebut.

Dr. Kwok pun kemudian menuliskan surat ke New England Journal of  Medicine tentang keresahannya itu. Pendapat-pendapat Dr. Kwok diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Dr. John W Olney yang melakukan penelitian dengan tikus. Dimana tikus tersebut disuntikan MSG sebesar 4 gram/kilo berat tubuh tikus, kemudian tikus-tikus tersebut ada yang tumbuh kerdil, gemuk dan bahkan ada yang mandul.

Dari penjelasan-penjelasan tadi, dapat disimpulkan bahwa MSG/micin bukanlah penyebab dari rusaknya generasi sebuah bangsa. Namun jangan berlebihan dalam menggunakan sesuatu karna yang berlebihan pasti tidak baik.



SUMBER REFERENSI :


Komentar