Mas Joko adalah sebutan untuk warung makan penyedia tahu, tempe dan ayam penyet. Secara pasti tidak ada yang tahu dari mana asal sebutan mas Joko. Yang pasti mau itu nama warungnya mas Dedi, mas Aji, ataupun mas Aris pasti orang Sulawesi khususnya di kota Palu akan menyebut warung tersebut dengan sebutan mas Joko.
Jumlah warung makan ini sangat banyak di kota Palu. Pada tahun 2013-2014 saja jumlah warung makan ini mencapai 400 warung makan. Tentunya pada hari ini jumlahnya semakin banyak.
Sebenarnya kota Palu adalah kota teluk dan mayoritas penduduknya adalah orang-orang kaili dan juga orang Bugis yang notabene adalah pengonsumsi setia olahan ikan laut. Namun jumlah warung makan mas Joko lebih mendominasi dari pada warung makan khas lokal kota Palu.
Hal ini mungkin dikarenakan harga dan juga rasa dari warung makan mas Joko jika dibandingkan dengan warung makan lainnya. Bahkan salah satu warung mas Joko yang pernah penulis kunjungi mempunyai slogan “Rasa Bos Harga Anak Kos”.
Seperti yang sudah dibahas tadi, sebutan mas Joko untuk warung makan asal Lamongan ini tidak ada yang tahu dari mana asalnya. Pertama kali warung penyetan ini hadir di kota Palu adalah pada tahun 2008 tepatnya di jalan Monginsidi. Pada saat itu ada 2 warung makan yang menyediakan berbagai menu seperti ikan bakar, cumi bakar, pecel lele dan juga tahu dan tempe goreng. Namun seiring berjalannya waktu karena kondisi ekonomi masyarakat setempat yang menurun menu tahu tempe menjadi favorit karena harganya yang murah.
Hal itu pun berlangsung sampai waktu yang lama, sehingga menu-menu yang lainnya mulai ditiadakan. Dari situ lah menu tahu tempe menjadi menu utama dari warung makan mas Joko. 2 warung makan pertama itu pun masih bernama WM. Sari Laut bukan warung makan Mas Joko. Jadi sebutan mas Joko untuk warung makan asal Lamongan inipun masih menjadi pertanyaan yang belum ditemukan sampai sekarang.
sumber referensi :
Komentar
Posting Komentar