Pada pagi hari 17 Desember 2010 seorang pedagang buah bernama Mohammad Bouazizi mendorong gerobak buahnya yang penuh dengan buah-buahan segar, jeruk, kurma dan apel. Dengan semangat ia mendorong gerobaknya ke pasar lokal di Sidi Bouzid, Tunisia.
Pada malam sebelumnya ia bercerita kepada ibunya bahwa jika buah-buahannya laris, ia akan membelikan ibunya hadiah. Bouazizi memang ingin membeli sebuah mobil pick up supaya gerobaknya bisa pensiun tentunya dengan menabung.
Pasar tempat Bouazizi berdagang terkenal sebagai salah satu pasar dengan praktek korupsi yang tinggi. Disana para polisi seakan menjadikan pasar buah tersebut seperti tempat rekreasi mereka, yang dengan seenaknya mengambil buah dengan jumlah yang banyak tanpa membayar, terrkadang malah menyuruh pedagangnya untuk membawakan buahnya ke mobilnya.
Bouazizi dan pamannya saat akan masuk ke pasar dihadang oleh seorang polisi dan tiba-tiba menyita gerobaknya. Pamannya pun berusaha menyogok polisi tersebut supaya gerobaknya dikembalikan. Namun polisi tersebut malah menganiaya Bouzizi dengan menampar wajahnya, meludahinya, memukulinya dengan tongkat bahkan menghina ayahnya yang sudah meninggal, dan hal ini disaksikan oleh 50 saksi di tempat kejadian. Dan yang menjadi sorotan polisi ini adalah polisi wanita yang bernama Fedya Hamdi.”mengapa kau melakukan ini padaku...?, aku orang sederhana dan aku hanya ingin bekerja”, kata Bouazizi sambil menangis.
Anehnya saat kasus ini diangkat ke pengadilan Fedya Hamdi dibebaskan, ia mengakui menyita gerobak Bouazizi namun tidak mengakui bahwa ia memukuli Bouazizi. Karena tidak terima Bouazizi pergi ke kantor gubernur untuk mengeluh namun ia tidak dihiraukan dan malah disuruh untuk pulang.
Bouazizi telah sampai ke titik kesabarannya, ia kembali kepasar dan memberi tahu ke sesama penjual yang ada disana bahwa dia akan mengungkapkan ketidak adilan yang ia dapatkan kepada dunia. Bouzizi akan membakar dirinya sendiri.
Awalnya orang-orang menganggap ia hanya omong kosong namun tak lama setelah itu terdengar teriakan. Tanpa berkata-kata lagi Bouazizi menyiramkan tiner ke tubuhnya dan menyalakan api ketubuhnya, Bouazizi terbakar. Seiai pasar panik, mereka mencari alat pemadam namun tidak ada.mereka memanggil polisi dan setengah jam setelah peristiwa tersebut ambulan tiba. Mohammed Bouazizi meninggal setelah 2 minggu dirawat.
Tidak lama sebelum Bouazizi meninggal presiden otoriter Tunisia Zine El Abidine Ben Ali. Di depan kamera televisi keluarga Bouazizi dihadiahi cek sebesar $14.000. Setelah presiden pergi, staf mengambil cek itu kembali.
Berita bakar diri Bouazizi menyebar dengan cepat, banyak masyarakat yang marah dan berunjuk rasa, mereka yang sudah muak dengan kesombongan pejabat pejabat negara dan mereka melakukan gerakan revolusioner dan akhirnya sebulan setelah itu presiden mereka turun dari jabatan beserta para pejabat yang bermasalah lainnya.
Komentar
Posting Komentar